Ketika hubungan suami isteri yang dilakukan secara
konvensional tidak mampu mengantarkan sperma sampai ke sel indung telur dalam
rahim, proses bayi tabung bisa menjadi alternatif bagi pasangan suami isteri
(pasutri) untuk mendapatkan keturunan. Di Indonesia sendiri proses bayi tabung
memang jarang dilakukan. Biayanya yang sangat mahal menyebabkan pasutri yang
susah memiliki keturunan enggan memilih proses bayi tabung sebagai alternatif
solusi. Selain itu, pro kontra keabsahan cara bayi tabung–bagi pasturi agar
mendapatkan keturunan—jika dinilai dari kaca mata agama, juga menjadi bahan
pertimbangan utama bagi sebagian besar masyarakat. Tidak mengherankan jika
akhirnya mereka cenderung menghindari program ini.
Namun bagi Anda yang telah memutuskan proses bayi tabung
sebagai alternatif solusi untuk mendapatkan keturunan, ada baiknya Anda
mempertimbangkan hal-hal berikut ini: (1) Memiliki keyakinan yang kuat agar
proses pembuatan bayi tabung bisa berhasil; (2) Menjaga kesehatan tubuh secara
optimal sebelum penyuntikan sperma dilakukan. Hal ini bertujuan untuk
mengontrol hormon tubuh agar sesuai yang diharapkan dan berlangsung selama
kurang lebih tiga minggu; (3) Persiapan menghadapi proses pengeluaran sel telur
dari rahim serta proses seleksi untuk mendapatkan sel telur yang terbaik; (4)
Persiapan menjalani proses injeksi sel telur ke dalam rahim setelah sel telur
tersebut dibuahi secara In Vitro Fertilization (IVF); (5) Setelah proses
injeksi selesai dilakukan, pihak isteri harus kembali bersiap mendapatkan
suntikan hormon untuk penguatan sel telur selama 17 hari. Baru setelah itu bisa
dideteksi apakah kehamilan bisa terjadi ataukah sebaliknya.
Adapun proses pembuatan bayi tabung berlangsung dalam tiga
tahap. Tahap pertama, tahap Persiapan Petik Ovum (Per-Uvu) yang meliputi fase
down regulation dan terapi stimulasi. Fase down regulation merupakan suatu
proses untuk menciptakan suatu keadaan seperti menopouse agar indung telur siap
menerima terapi stimulasi. Tahapan ini berlangsung antara dua minggu hingga
satu bulan. Setelah fase down regulation selesai lalu dilanjutkan dengan terapi
stimulasi. Tujuan dari terapi ini untuk merangsang pertumbuhan folikel pada
indung telur. Dengan demikian jumlahnya semakin banyak sehingga pada akhirnya
bisa didapatkan sel telur yang telah matang ketika tiba pada operasi petik
ovum.
Tahap kedua, tahap operasi petik ovum/Ovum Pick-Up (OPU).
Tahap ini bisa dilakukan ketika sudah terdapat tiga folikel atau lebih yang
berdiameter 18 mm pada pagi hari dan pertumbuhan folikelnya seragam. Selain itu
kadar E2 juga harus mencapai 200pg/ml/folikel matang.
Tahap ketiga, tahap post OPU. Tahap ini meliputi dua fase, yaitu
transfer embrio dan terapi obat penunjang kehamilan. Fase transfer embrio
merupakan proses memasukkan dua atau maksimum tiga embrio yang sudah terseleksi
ke dalam rahim. Setelah proses ini selesai lalu dilanjutkan dengan terapi obat
penunjang kehamilan. Tujuan dari terapi tersebut untuk mempersiapkan rahim agar
bisa menerima implantasi embrio sehingga embrio bisa berkembang normal.
Proses bayi tabung memang tidak bisa dilakukan secara
instan. Oleh karena itu bagi pasutri yang telah memilih cara bayi tabung untuk
mendapatkan keturunan, sejak awal memang dituntut mempersiapkan diri dengan
baik agar mampu menjalani seluruh prosedur yang telah ditetapkan sehingga bisa
mendapatkan hasil yang optimal.
Ingin punya bisnis dengan modal relatif kecil?
Ingin bisnis tapi takut memulainya?
Ingin bisnis sampingan tapi tidak punya banyak waktu?
Solusinya bisa di d’BC Network !
klik disini >>>
0 komentar:
Posting Komentar