Assisted Reproductive Technology atau yang populer dengan
teknologi bayi tabung merupakan aplikasi teknologi dalam bidang reproduksi
manusia. Teknologi bayi tabung memungkinkan terjadinya proses pembuahan yang
dilakukan dengan buatan dan terjadi secara invitro (di luar tubuh manusia).
Pengembangan teknologi bayi tabung pada dasarnya ditujukan
untuk membantu pasutri yang mengalami gangguan kesuburan (infertilitas) sehingga
kesulitan mendapatkan keturunan. Infertilitas sebenarnya merupakan permasalahan
global. Menurut data WHO, 167 (tidak termasuk China) pasangan di dunia yang
menikah dalam rentan umur 15-49 tahun mengalami masalah infertilitas (2001).
Dengan demikian, keberadaan teknologi bayi tabung diharapkan bisa menjadi
alternatif solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Seiring dengan waktu, teknologi bayi tabung semakin
mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Selama ini ada tiga macam teknik
bayi tabung yang sangat populer dilakukan. Pertama, teknik In Vitro
Fertilization (IVF). Pada teknik ini, 50ribu-100ribu sperma dipertemukan dengan
satu buah sel telur di dalam cawan petri yang berisi medium kultur sehingga
terjadi pembuahan. Teknik IVF diperkenalkan oleh Robert Edward, seorang ilmuwan
Inggris, pada tahun 1950-an. Ia melakukan riset bersama Patrick Steptoe,
seorang ahli bedah kandungan. Bayi pertama hasil pembuahan dengan teknik ini
adalah Louise Brown, seorang bayi perempuan, yang lahir pada tanggal 25 Juli
1978 di Inggris. Bayi tersebut bisa tumbuh normal bahkan sekarang telah
melahirkan anak laki-laki dengan proses persalinan yang normal. Hingga saat
ini, sudah ada sekitar empat juta orang di dunia yang terlahir dengan teknik
IVF. Kelebihan dari teknik IVF antara lain sangat mudah dilakukan, biayanya
relatif murah, dan tidak ada manipulasi pada sel telur (lebih bersifat alami).
Namun demikian kelemahannya jika sperma bermasalah maka sperma tidak akan mampu
menembus sel telur sehingga pembuahan tidak bisa terjadi.
Kedua, teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSA).
Teknik ini lakukan dengan menginjeksi satu sperma ke dalam satu sel telur
sehingga terjadi pembuahan. Kelebihan teknik ini sangat membantu seorang suami
yang mengalami kasus azoospermia (tidak adanya sperma yang keluar bersama air
mani) atau juga jumlah spermanya sangat sedikit dengan kualitas yang jelek.
Teknik ICSA harus didukung oleh sistim pengambilan sperma secara langsung dari
testis atau teknologi simpan beku sperma. Hanya saja teknik ini sangat sulit
dilakukan karena membutuhkan alat khusus yang disebut micromanipulator sehingga
membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal.
Ketiga, teknik In Vitro Maturation (IVM). Teknik bayi tabung
ini merupakan teknik terbaru. Teknik tersebut dilakukan dengan mematangkan
dahulu sel telur di laboratorium baru kemudian dibuahi. Tingkat keberhasilan
teknik ini dinilai sangat memuaskan. Selain itu prosedurnya juga sangat
sederhana. Yakni dilakukan hanya pada satu siklus haid saja sehingga bisa meminimalisasi
penggunaan obat hormonal. Biayanya juga relatif lebih murah jika dibandingkan
dengan teknik IVF. Tidak mengherankan jika teknik ini sangat diminati oleh
negara-negara di dunia.
Ingin punya bisnis dengan modal relatif kecil?
Ingin bisnis tapi takut memulainya?
Ingin bisnis sampigan tapi tidak punya banyak waktu?
Solusinya bisa di d’BC Network!